CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak49 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya jadi tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya telah tak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya buat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2


Saya belumlah sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi tidak dapat muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu ingin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan selalu nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, lebih lama lebih kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tidak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak sejak dulu saja, ya?Tebersit pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Tetapi saya lewatkan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apa keliatannya saya. Muka saya pastinya terlihat porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak suka.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin gairah. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu kalaupun kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak tahu apa tujuannya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya tidak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta pada akhirnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu pakai kembali busananya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengen, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya hingga luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi sesuai berantakan berikut. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, rupanya ibu pemilik sewaan kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya semestinya berduka atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya perlu uang, saya tidak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya ke laki laki.  ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga dikenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengen.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tuturnya sembari menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, sekedar ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar kali pertama?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja sesuai ini lebih ringan mendapat uang. Saya  tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan setelah itu, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga tahu masalah rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal anyar. Misalkan ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya kali coba itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pula jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga.  Hanya kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, manalagi penari itu  simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat melihat serta kagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pun Juragan terus memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga puas kalaupun dapat membuat Juragan suka. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan gairah laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya lagi mohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih juga melaksanakannya cuma karena uang. Semakin lama saya semakin urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MANIS MENJUAL DIRI PART2


Sudah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandungan saya. Saya juga kian berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya juga hamil… Alamiah, bila ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya terus melacur meski perut saya jadi membesar. Serta saya pun selalu ada ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, dan beliau terlihat lumayan cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara semuanya konsumen setia saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  tidak tahu. Sebab barangkali selepas Simbok wafat, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian cakepgnya waswas. Rasanya saya mau membikin beliau tidak waswas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Namun saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang memandang dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu semuanya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan lantaran yang pertama kalinya itu, kamu tidak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama