CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3


TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3, Hasrat-Bispak49 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi benar-benar mempersiapkan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang ia mengetahui bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali kalaupun burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, perkara yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terbendung waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tuturnya pengin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengeluh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat lagi saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia kian terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas lebih semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat bercakap, cuman dapat mengguman gak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu udah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi jika dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua pelajar busuk ini bakal lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruh rencanaku. Selayaknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku untuk memikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan urutan ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya juga ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semua tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk serta nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada sisi bibir vaginaku. Dedi sudah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Pengin rasanya saya menangis, tetapi saya tidak pengin kelak kawan temanku khususnya Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku nampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terbendung sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengakibatkan kesan yang aneh saat saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah dan terus mengesah terhambat, namun saya gak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan waktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", ledek Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk memandang apa yang tengah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi seluruhnya.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3


Tetapi Dedi nyata-nyata ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang ketahan, tetapi sekarang saya tidak memiliki alternatif lain, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta mendorong bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng tidak lama di saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan seterusnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, serta saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya harus semakin menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti berusaha membatasi mual karena berbau apek yang mengenai hidungku,  saya harus meredam merasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharapkan pengidapanku ini lekas selesai. Saya  mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku sehabis saya usai dicabuli oleh dua begundal ini. Seusai saya menyatukan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak sanggup membatasi keasyikan service oralku.

Tetapi saya gak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, namun saya tidak pengen Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya telah sukses. Saya benar-benar geram kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan langkah yang serupa untuk melepaskan kedongkolanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini meskipun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum pula usai dengannya.

Saya lagi menghirup dan menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku di penis Pandu, dan waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelintang selesai saya dan beberapa pacarku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak sangat percaya dengan yang barusan terjadi.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya sangat sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas mengusung rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa gak nyaman pada selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berubah telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak ingin terkena tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ke arah ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan khawatir.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop merisaukanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit tidak nikmat karena saya mesti bohong pada Jenny yang demikian mencermati dan mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, meskipun saya tahu ini ialah yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan percakapan kami waktu saya mengatakan apa yang sesungguhnya berlangsung padaku pada saat saya berada pada toilet, atau mungkin lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny telah kembali repot merayu dan menghinaku masalah Andy. Apa lagi sewaktu jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah merayuku, serta saya udah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang tengah dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang berada di pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya udah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali suka deh… hingga sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya pengen ngomong, bila Eliza gak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny benar-benar dalam kata ujarnya, serta saya dan terus merengek-rengek.

"Bila getho kamu gak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya tidak dapat berbicara apa apalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian menata seluruh buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich anyar senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Karena itu tidak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK PART3

Saya lihat ke sekitarku, nyatanya betul-betul kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Tetapi tetap juga saya risau kalaupun ada yang dengar kalimat mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar isu yang tidak tidak, saya gak pengin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, kebenaran saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tidak mempunyai argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi risi saat saya memandang sang cebol. Saya terkenang tingkah laku kejinya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami serta minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama