CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK, Hasrat-Bispak49 Telah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Kendati pun saya telah terasa cukup tambah enak, saya masih mau bermalas-malasan, serta membebaskan badanku yang telanjang bundar dan terselinap dalam bedcover ini masih tetap terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku juga wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terpikir momen pada hari tempo hari bersama Andy, mulai dengan sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku sampai balik ke kelasku, serta yang sangat membuatku berbahagia merupakan SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar selekasnya istirahat serta tidur sebab ia mengerti saya kelelahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kepayahan sebab belajar sampai malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali mulai sejak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, nyatanya telah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap jalani ini hari yang tidak tahu akan memberinya warna manalagi pada kehidupanku.

"Auw…", saya mengeluhkan perlahan-lahan sewaktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal sewaktu kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku tetap belum sembuh betul selesai tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya telah istirahat semalam tanpa problem, bahkan juga saya udah tidur lebih dini sehabis terima SMS Andy sekitaran jam 9 tempo hari malam.

Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku buat ambil bra dan celana dalamku, pun seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan intimidasi Dedi, ini hari saya memilih untuk memanfaatkan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa sangat resah, memikirkan rekan temanku di sekolah tahu bila saya tidak kenakan celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

Kadang-kadang saya mengeluhkan, di saat terasa sakit yang menimpa betisku ini mengacau cara kakiku. Juga saat ini saya anyar rasakan kalaupun otot perutku pula sedikit kejang, seperti habis mengerjakan sit up berkali kemungkinan.

Tapi perlahan-lahan saya mengetahui sebuah hal yang aneh, entahlah mengapa saya justru nikmati merasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… zaman pagi pagi sudah kacau-balau gini…", saya menggerundel dan memarahi diriku sendiri.

Karena itu saya usaha tidak untuk melepaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Seusai saya gantungkan semuanya lembar busana yang hendak kukenakan dan handukku, saya mengamankan pintu biarpun saya masih ingat bila pintu kamarku terkunci. Tetap juga rasanya aneh bila saya harus mandi tanpa menggembok pintu kamar mandi, dan saya tidak ingin bila saya jadi biasa begitu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus memberi kesegaran. Sesudah usai, saya lekas keringkan badanku dan kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ke arah meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu telah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… jika nantinya Andy tahu kamu sudah gak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya berucap pada bayang-bayang diriku di cermin, dan sekarang hatiku jadi sendu.

Saya mulai memanfaatkan pakaian serta rok seragam sekolahku. Rasa pegal di ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sehabis mematikan AC kamarku, saya mengecek sejumlah buku yang berada pada tas sekolahku, menegaskan tidak ada yang ketinggal serta gak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap buat mengatur tampilanku di muka meja dandanku, saat tiba-tiba saya dengar mobile-phoneku mengeluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu bila ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari smartphoneku, dan lekas membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu telah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu udah lebih sehat serta tidak lelah.'

Saat saya lihat nama pengirimnya ialah Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku lekas menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya telah lebih sehat serta telah tidak penat. Saya puas sekali karena saya terasa Andy mulai berani berikan perhatiannya padaku.

Sesudah saya simpan mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap beres-beres tampilanku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai kelihatan rapi serta cantik megar, lalu saya memberi sedikit bedak di parasku.

Ini hari saya ingin nampak lebih elok serta menarik dihadapan Andy, serta saya melumurkan lip gloss sesuai kebutuhan pada bibirku.

"Andy… jika saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu beri padaku…", saya mengguman lambat sekalian menyaksikani diriku di cermin menegaskan tidak ada yang keliru dengan performaku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya ajukan pertanyaan sekalian ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah menjurus pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta ucapkan terima kasih pada Sulikah. Seterusnya saya mengancing pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang ada pada sisi rack sepatu, serta saya memanfaatkan kaus kaki namun juga sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya ajukan pertanyaan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang menatapku denganc penglihatan takjub.

"Terimakasih ya", saya tersenyum suka.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy juga memujiku sebagai berikut, meskipun jika lihat Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya asaku itu mustahil diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke kamar makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari kebanyakan, sebab tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin menjadi dilihat tak menarik buat Andy. Secara sekejap saya merampungkan sarapanku, serta sesudah membersihkan tangan dan mulutku, saya mengambil langkah tuju garasi.

Dari sana saya memandang pak Bijakin lagi mengelapi mobilku. Saat saya merapat, pak Bijaksanain yang melihatku saat itu juga hentikan tugasnya, dan dia menatapku seperti baru kali pertama melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang awal mulanya sapu langit langit di garasi, sekarang terdiam melihatku sembari terus menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijaksanain, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza telah pengin pergi sekolah nih", saya bercakap pada pak Berbudiin sekalian menunjuk lap masih yang ada pada atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijakin yang cuman membawa lap itu dari kap mesin mobilku, serta konyolnya dia lakukan itu sembari selalu menatapku. Sewaktu saya memandang sekitar, saya lihat Wawan dan Suwito pun punya sikap sama, mereka lagi mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian seluruhnya mengapa sich? Tidak simak cewek cakep ya?!", saya berniat menghardik dengan nada yang lumayan keras sampai semua terkaget.

Suwito hingga sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sementara itu Wawan dengan paras terperanjat jatuhkan sapunya. Pak Berbudiin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya meredam tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha masih tetap memasangkan paras seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Berbudiin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, dan mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang sangat kukenal, penglihatan mata mereka pada waktu mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

"Eh eh… kalian pengen apa? Gak! Tidak mau!!", mengetahui apa yang bisa dijalankan oleh pak Bijakin, Wawan serta Suwito, saya berseru cemas serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengancing pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka, pula agar mereka dapat dengar jawabanku yang nyata kuusahakan untuk membikin mereka bertambah geram.

"Mari non Eliza… Tidak lama saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tidak ingin! Tidak ingin! Kelak bajuku lecek! Utamanya tak ingin!", saya menjawab dengan suara yang lumayan keras dan menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya berniat mengerling mengarah mereka, dengan jenis yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengayalkan apa yang bisa berlangsung kalaupun kini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah karena dipaksakan layani gairah birahi mereka lebih dulu.

Sesudah seringkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab keinginan mereka yang tetap memaksakan saya turun tidak lama, pada akhirnya mereka berserah pun dan kembali meneruskan tugas mereka. Pak Bijaksanain mengelap mobil mamaku, sedang Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku barusan mereka gunakan serta meneruskan sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman karena menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan waktu saya menyaksikan mereka bertiga pura pura tidak tahu kalaupun mereka mesti membuka pintu garasi juga pintu gerbang bagiku, saya tekan klakson mobilku sampai semua kaget dan seluruhnya alat bersih bersih yang berada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya sudah tidak tahan kembali serta saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang dekat dengan mobilku kelihatan bersungut sungut sembari membuka pintu garasi kemudian pula pintu gerbang, sedang Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan puas, kendati saya tahu sepulangnya sekolah kelak mereka bertiga pasti membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu lewat langkah menjadikanku piala bergilir atau piala bersama. 

Tetapi saya gak peduli, toh tiada kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka waktu tiada siapa siapa di dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bakal mereka kerjakan padaku seusai semuanya yang kulakukan ini, jika kelak saya betul-betul mesti sendirian dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding takut mengayalkan perbudakan semacam apakah yang mesti kujalani sehabis saya pulang sekolah kelak.

Sehabis pintu terbuka seluruh, saya lekas meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya gak ingin memikir apa yang bakal berlangsung dengan diriku kelak, lantaran di pikiranku sekarang cuma ada satu perihal, ialah saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharapkan ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan istimewa cuman untuk Andy. Saya ingin Andy betul-betul terpikat padaku.

II. Impian Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi saat saya sampai di parkir sekolah. Jantungku berdegap cepat waktu saya menyaksikan Andy anyar turun dari mobilnya. Dan sewaktu saya menyaksikan tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi elok, serta saya suka sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

Saya tidak ingin mimpi elokku ini lesap demikian saja, jadi saya selekasnya melesat dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Serta Andy kayaknya langsung mengenal bila ini yakni adalah mobilku. Saat ini Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia menantiku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil serta menutup pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang untuk sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya waktu saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya ambil langkah dekati Andy, yang sekarang anyar kusaksikan kalaupun mukanya merona merah.

"Hai Andy… terima kasih ya semalam, mm…  barusan pagi… saya telah sehat kok,  sudah gak demikian lelah seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku lebih terlena saat saya lihat paras Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Tetapi Andy terus menunduk seperti gak berani melihatku serta saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy terus menunduk tanpa ada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman jahil.

"Aku… anu… saya puas kamu sudah tidak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berujar dengan girang.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap bila kelanjutan kalimat Andy barusan itu merupakan aplaus dari Andy bila saya nampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu terus membuatku tersenyum berbahagia.

Saya telah meyakini sekali jika Andy senang padaku, nampak dari sikapnya yang selalu salah tingkah semacam ini dan kalimat Andy barusan memperlihatkan bila Andy benar-benar peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan suara lambat.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacaukank suka, namun Andy menunduk demikian dalam dan dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli memandang Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini lantaran dia pun jatuh cinta padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan di saat dia mengusung parasnya menatapku, saya mengganggukkan kepalaku kembali sekalian tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, entahlah puas atau malu, atau barangkali ke-2 nya. Saya tidak sangat percaya, tetapi saya berasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu ujaran apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya rasakan pada pagi ini hari saya memperoleh asa yang cantik. Serta saya benar-benar berbahagia saat Andy lagi ambil langkah di sampingku, meski Andy yang kadang-kadang menengok serta tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sesuai sama tempo hari, saya rasakan beberapa tatapan iri dari beberapa siswa cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang dan suka, kendati sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang doi. Dan sekarang kami berdua saling diam sembari lagi ambil langkah, hingga selanjutnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… thanks ya", saya mohon pamit pada Andy.

"Aku… saya pun ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan grogi sekalian angkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas mengangkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari ambil langkah masuk ke kelasku. Tetapi waktu saya memandang Jenny yang dengan senyuman jahilnya itu menatapku serta menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian selalu mengambil langkah untuk duduk di sisi Jenny. Saya telah pasrah, ini hari saya nyata dirayu serta diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MOLEK

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidaklah ada peristiwa spesial, kecuali Jenny yang repot menarik dan mengejekku terkait Andy,  Sherly yang turut jadi parah kondisi waktu kami bergabung di kantin pada pukul istirahat pertama dan, juga saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini waktu ini.

Serta bila umumnya saya terus usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuman dapat mengelit atau tersenyum malu, walau hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  usai ini udah mengeluarkan bunyi.

"Review deh… wajahnya hingga merah begini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sentil Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya, pun ngetawain saya. Kalian jahat!", saya marah-marah dan merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah gak kok. Cup cup… gak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sembari merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang dan memberikan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu di Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly sebagai berikut, tetapi saya menurut saja waktu Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama